Slide Ramuan Madura Asli

Blog atau situs ini diciptakan sebagai bahan uji coba dan masih dalam tahap perbaikan dan penyempurnaan, sedangkan apabila anda menginginkan pembelian ramuan madura tersebut masih bisa dilakukan secara biasa melalui pembelian secara langsung, namun apabila anda yang belum pernah melakukan pembelian sebelumnya dan ingin mencoba khasiatnya agar dapat mencobanya serta mempercayainya setelah membuktikannya sendiri dengan sebenar-benarnya,

silahkan menambahkan pin BlackBerry kami: 217EE2FE atau 255ECC0B

anda dapat pula berkomunikasi dengan online pada Yahoo Messenger (YM) yang ada dalam situs http://ramuanmaduraasli.blogspot.com/

atau para sahabat dapat bergabung dengan grup facebook kami di "Ramuan madura"

Pasca melahirkan, wanita Madura menjalani perawatan total selama 40 hari 40 malam non stop. Gurita dan bengkung dipakai agar perut kembali kencang dan tidak mudah masuk angin. Gurita dipakai tepat dibawah payudara hingga perut bagian bawah, sebelumnya perut diberi baluran param secara merata setelah itu baru gurita ditalikan.

Selanjutnya dilapisi dengan kendit atau bengkung. Bengkung adalah kain selebar 15 cm dengan panjang mencapai 12 meter. Memakainya mulai dari bawah payudara hingga paha. Agar ikatannya kencang dan rapat, ujung bengkung dililitkan lebih dulu ke tiang rumah atau benda apa saja yang dapat dijadikan pengait, setelah itu si wanita berputar hingga bengkung mencapai ujungnya, tujuannya agar pemakaian bengkung benar-benar kencang dan rapat. Pemakaian bengkung ini merupakan rangkaian yang tidak boleh ditinggalkan agar hasilnya maksimal.

Setelah 40 hari, bengkung harus dilepaskan secara bertahap. Jika sebelumnya pemakaiannya sampai dipaha, setelah 40 hari naik sampai ke pangkal pinggang, begitu seterusnya hingga tinggal guritanya saja. Seiring dengan itu, wanita mulai berjalan agak kencang. Maklum sebelumnya cara berjalan mereka sangat pelan, karena ada bengkung kencang sampai dipaha. Wanita baru benar-benar bebas dari bengkung setelah 2 bulan. Sedangkan gurita tetap digunakan hingga si bayi berusia 3 bulan. Hal tersebut itulah yang mengembalikan bentuk tubuh wanita Madura yang rajin mengurus dirinya sehingga dapat langsing seperti semula dengan menggunakan gurita dan bengkung selama 40 hari.

Pasca Melahirkan

Bila diamati sepintas, perawatan yang dilakukan para wanita Madura terkesan jelimet (rumit) dan menghabiskan waktu. Kendati demikian , para wanita dari pulau garam itu tetap melakukannya secara rutin dan sukarela dengan hati yang senang dan bangga dapat mempersembahkan diri dengan cara yang terbaik buat suami mereka & terutama buat kebanggaan diri sendiri apabila suaminya “nempel seperti perangko”.

Perawatan tubuh ala Madura dilakukan sejak masuk usia akhil baliq hingga menjadi nenek-nenek. Salah satunya adalah dengan meminum jamu-jamuan yang popular dengan sebutan Ramuan Madura. Tingginya minat dan kebutuhan akan ramuan Madura membuat kami melakukan modernisasi terhadap ramuan Madura dengan cara memproduksi ramuan Madura dalam bentuk kapsul atau kemasan, sehingga para wanita Madura modern tak perlu bersusah payah menggerus atau menumbuk bahan dasar jamu yang terbuat dari bahan alami, seperti daun, akar hingga biji-bijian dan tanpa sedikitpun dicampur bahan kimia ataupun pengawet kimia. Tinggal diminum atau menjerangnya dengan air panas.

Pengantar

Sudah jadi rahasia umum, jika rahasia kecantikan para wanita Madura diakui diseluruh penjuru Tanah Air, bahkan ke manca Negara.
Wanita-wanita Madura jadi perbincangan yang tak habis-habisnya. Kulit mereka kuning cerah, tubuh mengeluarkan aroma harum, rambut nan hitam kemilau, dan yang paling istimewa diantara semuanya itu, ada satu yang menjadi kebanggaan diseluruh nusantara dan telah dibuktikan oleh sebagian besar wanita diseluruh Indonesia, serta menjadi buah bibir perbincangan para suami diseluruh Tanah Air, yaitu organ intim mereka senantiasa bak perawan sepanjang masa, meski telah melahirkan banyak anak.

Blog Rahasia Kecantikan ala Wanita Madura ini akan mengupas habis apa saja rahasia wanita Madura yang selama ini disimpan rapat-rapat, walaupun akhirnya sampai menyebar juga beritanya keseluruh Tanah Air tercinta ini. Bagaimana mereka melakukan perawatan tubuh mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki, terutama bagaimana mereka merawat organ intim mereka sehingga para suami selalu merasa dimanjakan dan terpuaskan sehingga sangat susah untuk “melirik” wanita lainnya selain istri mereka sendiri.

Akan dibahas tuntas pula bagaimana merawat organ intim tersebut secara tuntas dengan ditunjukkan sebagian jamu yang berbentuk pil bulat seperti “tahi kambing”, serta bagaimana mengatur pola makan agar tubuh tetap langsing dan indah, serta yang terpenting adalah rahasia “ramuan Madura” untuk menjaga organ intim agar tetap awet perawan meskipun telah melahirkan anak berkali-kali dan selalu mengeluarkan bau wangi sepanjang hari.

Semoga bermanfaat

Sehabis melahirkan, tubuh wanita menjadi melar, timbunan lemak menumpuk dimana-mana, pinggang, lengan, paha, lebih-lebih dibagian perut. Timbunan lemak ini akan membuat wanita terlihat tidak menarik dan mengurangi kecantikan sehingga dapat membuat wanita tidak percaya diri. Untuk kembali ke kondisi semasa gadis, beberapa cara wajib dilakukan diantaranya adalah:

A.Parem

Untuk perut bagian bawah:

Bahan : daun anyang-anyang, jahe, temu ireng, biji-bijian serta akar-akaran dari hutan ditumbuk jadi satu dan dioleskan ke seluruh perut bagian bawah

Untuk perut bagian atas:

Bahan : bunga melati, bunga pacar china, sari berbagai bunga serta kunir. Semua bahan ditumbuk hingga halus dan dioleskan pada tubuh bagian atas secara merata.
Parem atau bobok ini berfungsi untuk mengencangkan perut dan otot-otot wanita yang telah mengendur agar bisa kembali ke asalnya. Parem ini juga bisa menghangatkan perut dan tubuh si pemakai karena kandungan jahe didalamnya.

Meski warnanya cokelat dan terlihat menjijikkan, ramuan ini mengeluarkan aroma yang harum. Sari berbagai bunga ditambah bunga melati menjadi pengharum alami yang sangat disukai wanita Madura. Jadi, kendati dibalurkan ke seluruh tubuh, aromanya tidak akan mengganggu. Sebaliknya, aroma harum akan menyeruak ke sekujur tubuh.

Banyaknya darah yang keluar saat persalinan membuat wanita kerap pusing dan mata berkunang. Untuk menghindari dua hal tersebut, para wanita Madura selalu mengenakan pilis, ramuan yang bentuknya menyerupai parem itu dipakai dikening, tepatnya diatas alis kiri hingga alis kanan.

Bahan bakunya: kencur, kunir, temu luthi serta minyak zaitun dan madu. Fungsi ramuan ini untuk melancarkan peredaran darah ke bagian kepala dan menajamkan indera penglihatan. Selain parem dan pilis, wanita wajib mendatangkan tukang urut kerumah. Urut dan pijatan dilakukan minimal 3 kali selama 40 hari. Pertama, baru seminggu melahirkan. Kedua setelah 20 hari dan terakhir saat 40 hari pasca persalinan. Fungsinya selain membetulkan letak perut atau rahim, juga melancarkan peredaran darah keseluruh tubuh.

Tidak hanya perawatan dari luar dilakukan para wanita Madura pasca melahirkan. Perawatan dari dalam juga sangat diagungkan, mengingat peremajaan organ tubuh berawal dari dalam. Jamu bersalin lengkap menjadi santapan wajib yang tidak boleh ditinggalkan. Jamu ini tidak hanya diminum para wanita yang baru saja melahirkan, tapi juga oleh remaja putrid hingga nenek-nenek.

Bahan sari rapet terdiri atas: kunir, temu lawak, kunci pepet dan pinang. Bahan jamu diiris tipis-tipis kemudian dijemur, setelah kering digiling sampai halus. Hasil gilingan kemudian disangrai agar awet dan tidak mudah berjamur. Hasil sangraian dimasak diatas tungku dan diberi madu serta sedikit air hingga menyerupai bubur, setelah semua bahan menyatu dan bercampur hingga menyerupai dodol, kemudian diangkat dan didinginkan sampai benar-benar dingin.

Tahap terakhir adalah mencetak atau membuat bola-bola kecil yang dalam istilah jawa disebut di-glintiri. Ramuan ini diminum dengan campuran daun mimbo yang sangat pahit serta pentil bunga delima putih yang direbus jadi satu dengan air. Rasanya? Selain sepet, pahit dari daun mimbo terasa hingga di ubun-ubun.
Fungsi jamu sari rapet adalah agar organ kewanitaan bersih, tidak berlendir dan mengeluarkan bau amis atau anyir. Khusus untuk remaja putrid, jamu sari rapet wajib diminum setelah mereka akhil baliq

Ratus Wangi

Untuk menyempurnakan perawatan organ intim ini, para wanita Madura melengkapinya dengan pengasapan ratus wangi. Cara pemberian ratus, wanita tersebut didudukkan disebuah kursi yang tengahnya berlubang. Dibawah lubang kursi itu diletakkan bakaran ratus yang asapnya diarahkan ke atas, sehingga aroma harum akan merasuk ke dalam organ intim si wanita

Minum Air Godokan Khusus

Agar perawatan maksimal, wanita Madura minum air godokan yang telah diberi ramuan khusus. Air minum itu bisa disebut jamu, bagi wanita jawa. Namun wanita Madura menganggap ini bukan jamu melainkan air minum biasa. Sebab jamu yang biasa diminum penampilannya menyerupai bubur. Sehingga jamu godokan yang tampilannya jernih, dianggap bukan jamu

Bahan dasar minuman khusus ini terdiri atas: ketumbar, prawas, kayu manis dan kunyit. Cara membuatnya: seluruh bahan dicuci bersih terlebih dahulu. Setelah itu, kunyit diiris-iris tipis dan dimasukkan kedalam kuali dengan air secukupnya. Banyak sedikitnya air disesuaikan dengan bahan baku yang diinginkan.

Aturan minumnya juga tidak boleh sembarangan, suhunya harus normal. Artinya, air godokan ini tidak boleh terlalu panas atau dingin. Juga tidak boleh dimasukkan kedalam kulkas. Wanita Madura percaya bila minum air dingin, terutama dari kulkas, si jabang bayi akan terkena flu. Begitu juga bila diminum panas, lidah bayi akan putih-putih seperti terkena panas dalam. Mengapa demikian? Kebanyakan wanita Madura memberikan ASI ekslusif bagi bayinya. Jadi, makanan atau minuman yang dikomsumsi si ibu harus benar-benar dijaga agar tidak berpengaruh buruk terhadap bayinya.

Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, air godokan haruslah bersuhu normal. Caranya, setelah air godokan mendidih, dibiarkan beberapa jam hingga benar-benar dingin. Setelah itu baru diminum dengan campuran asam jawa, sedikit garam dan madu Madura. Rasanya manis, sedikit asam, enak dan segar.

Air Pembersih Organ Intim (Cebok)

Untuk cebok pun ada aturannya sendiri. Para wanita itu harus menggunakan air khusus yang dibuat secara khusus pula. Fungsi dari air godokan ini adalah agar organ intim bersih dan terasa peret. Bahan air cebok itu terdiri dari kunyit, temu lawak dan temu ireng. Tiga bahan ini direbus jadi satu dengan air ukuran sedang. Begitu mendidih, air campuran itu didinginkan hingga benar-benar dingin. Setelah itu, disaring dan dibuang ampasnya, baru kemudian disimpan.

Sehabis buang air kecil, air inilah yang dipakai untuk membasuh organ intim, bukan air biasa yang keluar dari PDAM ataupun air sumur. Ada kalanya air cebok ini dihangatkan pada musim penghujan. Air ramuan untuk cebok ini tidak hanya dipakai wanita pasca melahirkan. Remaja putri, wanita dewasa hingga nenek-nenek pun menggunakannya. Saat ini air untuk cebok bisa didapatkan dengan mudah di Madura. Ada yang dalam bentuk botolan ataupun sudah diekstrak dalam bentuk sabun. Yang terakhir inilah yang paling digemari wanita Madura. Selain praktis, bisa disimpan lama dan mudah dibawa kemana-mana.

Mandi Rendaman Air Bunga

Mandi rendaman air bunga, dulunya hanya dipakai oleh putri-putri keraton bangkalan, sumenep, pamekasan, dan sampan. Putri keraton rutin melakukan ritual mandi dengan bunga untuk menjaga kecantikan tubuhnya. Aromanya wangi, kulit bersih dan kuning cerah. Seiring dengan perkembangan zaman, tradisi ini mulai diikuti oleh kalangan luas hingga turun temurun sampai sekarang. Remaja putri, wanita dewasa maupun wanita tua kerap ikut melakukannya karena manfaatnya langsung terasa, kulit bersih keset dan bersinar. Tubuh pun mengeluarkan aroma wangi bebungaan yang digunakan untuk mandi.

Rahasia mandi inilah yang kemudian jadi rahasia umum di kalangan wanita Madura. Mandi khusus dengan campuran kembang ini sangat disukai. Selain bisa memanjakan tubuh, mandi berendam itu bisa dijadikan ajang relaksasi. Ramuan dan bunga yang dipakai terdiri dari bunga melati, kenanga, daun pandan wangi serta kulit jeruk purut. Campuran bunga itu kemudian diberi ramuan khusus yang disebut dengan timung Madura. Sebelum dipergunakan berendam, air campuran ini dibiarkan terlebih dahulu selama 2 hingga 3 jam. Biasanya air ini dipersiapkan terlebih dahulu, saat perempuan Madura tengah dilulur, saat melakukan ritual berendam, wanita Madura kerap berlama-lama dibak mandi. Inilah saat-saat dimana mereka bisa memanjakan tubuh setelah penat berkutat dengan segudang kegiatan.